Perjuangan Kayla

Kayla namaku, gadis cantik hidup dari keluarga yang sangat sederhana. Aku  tinggal bersama ibu dan adikku, ayahku telah meninggal 2 tahun yang lalu. Beliau sakit kanker otak dan tak bisa dirawat di rumah sakit karena faktor ekonomi. Semenjak itu aku  ingin menjadi dokter karena ia tak ingin kejadian itu terulang kembali pada orang yang sangat aku cintai.

Matahari pun akan tenggelam menandakan akan sore hari aku yang berada di sawah beranjak untuk pulang agar tidak kemalaman tiba di rumah, pada saat jalan sendirian tiba-tiba ada orang memanggilku “Kayla.. Kayla…” teriak menuju ke arahku, aku pun menoleh ke arah suara tersebut, ternyata Fildan sahabat dekatku “Ada apa fil?” tanya aku. “Kay besok terakhir pendaftaran kamu nggak mau kuliah?” ucapnya terpisah-pisah “emangnya Iya Fil?” “Iya kay. Kamu harus daftar kita harus menggapai cita-cita kita kan katanya kamu ingin menjadi dokter seperti Dokter Raisa Broto Asmoro dokter yang kamu idolakan sejak kecil” memaksaku. “ Iya fil, aku ingin Insya Allah besok aku akan ke sana terima kasih infonya, aku pulang dulu fil, takut kemalaman” dan mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.

Sesampai di rumah aku mandi dan setelah itu aku masuk ke kamar lalu duduk di kasur. “Bagaimana caranya aku daftar besok. Sedangkan aku tak punya uang bilang ke ibu kasihan Ucapku sedih sambil memikir “Bagaimana kalau pakai uang tabunganku kurasa cukup” lalu ku menghitung dan memasukkan uangnya ke dalam amplop putih lalu aku keluar kamar meminta izin kepada ibu “ibu kayla izin daftar kuliah besok” ucapku “pake uang siapa nak?, Ibu Nggak punya uang” ucapnya dengan halus. “pakai uang Kayla sendiri uang tabungan kayla” “tapi kan tabungan itu buat beli sepeda motor kamu” “nggak papa bu, Nanti bisa nabung lagi” “maafin ibu ya nak ibu nggak bisa membiayain kamu kuliah, ibu macam apa Ibu ini” ucapnya tak terasa air matanya jatuh “udah bu. Ibu nggak boleh bilang gitu Kayla bangga kok punya ibu, menurut Kayla adalah yang paling hebat” ucapku sambil mengusap air mata.

Waktu menunjukkan jam 06.00 pagi aku pun bersiap-siap untuk berangkat dan tak lupa aku berpamitan pada ibu “Ibu, Kayla berangkat” “Iya nak semoga Kayla bisa menggapai cita-cita Kayla bisa menjadi dokter” ucapnya mendoakan “Amin….” dengan bersamaan aku pun bersalaman dan berangkat.

Sekitar 30 menit dalam perjalanan Akhirnya sampai aku pun turun dari angkot dan sampai di sana aku mendaftarkan diri menjadi mahasiswi di STIKes Husada, perkuliahan yang cukup besar di kotaku. Pendaftaran berjalan dengan lancar dan aku diterima di sana dan keesokannya aku mulai masuk kuliah. Tak Begitu mudah kayla menjalaninya banyak orang yang mengejeknya tetapi Kayla hanya diam ia selalu bersabar dan kuat. Berbulan-bulan Bahkan bertahun-tahun ia lewati dengan penuh perjuangan ia harus bekerja setiap hari untuk biaya kuliahnya dan beriringnya waktu tak terasa Kayla lulus dengan yang sangat bagus Ia pun melamar kerja di rumah sakit Medika. Rumah sakit yang sangat besar dan tak disangka sekarang ia menjadi dokter terkenal. Siapa yang tak kenal dengan dia, dokter muda, cantik, baik lagi

Waktu menunjukkan jam 04.00 sore aku pun berjalan-jalan di sekitar halaman rumah sakit lalu duduk di taman sambil melihat pemandangan tiba-tiba ibu datang menghampiriku dan duduk di sampingku. “Nak ibu bangga sama kamu nak sekarang kamu udah jadi dokter dengan hasil usaha kamu sendiri” ucapnya dengan tersenyum “Alhamdulillah bu, Kayla bisa menggapai cita-cita Kayla karena Kayla selalu percaya yang ayah bilang dulu, jangkaulah putus asa teruslah belajar dan mereka karena usaha takkan pernah menghianati hasil Kayla selalu ingat kata-kata itu” dan mereka pun tersenyum bahagia.

Penulis  : Kayla

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *